Kamis, 12 Juni 2014

My Experience in Baduy

Halloooooo....I want  tell you about an my experience in “ Baduy” oke lets go.. Pada hari minggu tanggal 8 Juni 2014  Psychology binusian'17 it fieldtrip ke baduy Tauga perjuangan anak psychology binus kaya apa? Kami berangkat fari Binus menuju Baduy jam 7.30 dan sampai ke Baduy jam 3 sore bayangkan….perjalanan menggunakan bus( coba di bayangkan pegelnya..ga ngerti lagi pegelnya kaya apa), dan sesudah sampai kami berkumupul untuk makan bersama, setelah makan bersama kami ke gazebo untuk berbincang-bincang oleh jaro atau yang kita kenal sebagai lurah disana setelah berbincang-bincang. Kami memulai perjalanan kami dari desa Ciboleger(baduy luar) hingga perbatasan baduy luar dan dalam sekitar 5km kami berjalan dengan track yang hem.. bisa di bilang sungguh amat luar biasa seperti ingin naik gunung dengan perjalanan yang terjal jam dengan track naik turun bukit bebatuan yg terjal dan likaliku yg sangat ekstream dari yg berasa sampe gak ada rasanya sekitar 10km JALAN KAKI pulang-pergi sekitar 3,5,dari matahari bersinar terang benerang hingga tenggelam dari mulai panas  sampai gelap gulita ga ada penerangan pas pulang dari mulai semangat cerita,foto-foto sepanjang jalan berangkat, sampai suasana hening ngos-ngosan pas jalan pulang balik tanpa penerangan sama sekali gelap gulita hanya ditemani penerangan dari senter hape  dan tepat pukul 20.00 kami sampai kembali di desa Ciboleger dan kami bersiap untuk kembali kejakarta tepat pukul 20.30 kami kembali ke Jakarta dan sampai di Binus lagi sekitar pukul 00.30. Pengalaman yang luar biasa yang bisa di dapat dari sana karena kita bisa mengerti betapa berharganya alam yang bisa menghidupkan kita.

Sekilas info tentang baduy
Orang Kanekes atau orang Baduy/Badui adalah suatu kelompok masyarakat adat sub-etnis Sunda di wilayah Kabupaten Lebak,Banten. Masyarakat Suku baduy di Banten termasuk salah satu suku yang menerapkan isolasi dari dunia luar itulah salah satu keunikan Suku Baduy. Sehingga wajar mereka sangat menjaga betul ‘pikukuh’ atau ajaran mereka, entah berupa kepercayaan dan kebudayaan.
      Masyarakat suku baduy benar-benar menjaga adat Istiadatnya dan sangat menjaga alam sekitar. Mereka sadar bahwa mereka hidup dari alam dan berdampingan dengan alam, sehingga mereka harus memiliki kearifannya terhadap alam. Banyak ajaran Suku Baduy berupa larangan atau anjuran yang sebenarnya di khususkan untuk menjaga agar alam.              
Bahasa yang mereka gunakan adalah Bahasa Sunda dialek Sunda–Banten. Untuk berkomunikasi dengan penduduk luar mereka lancar menggunakan Bahasa Indonesia, walaupun mereka tidak mendapatkan pengetahuan tersebut dari sekolah. Orang Kanekes Dalam tidak mengenal budaya tulis, sehingga adat-istiadat, kepercayaan/agama, dan cerita nenek moyang hanya tersimpan di dalam tuturan lisan saja.Orang Kanekes menutup diri dari pengaruh dunia luar dan secara ketat menjaga cara hidup mereka yang tradisional, sedangkan orang Sunda lebih terbuka kepada pengaruh asing dan mayoritas memeluk Islam.

Hai I want  tell you about an my experience in “ Baduy” oke lets go.. Pada hari minggu tanggal 8 Juni 2014  Psychology binusian'17 it fieldtrip ke baduy Tauga perjuangan anak psychology binus kaya apa? Kami berangkat fari Binus menuju Baduy jam 7.30 dan sampai ke Baduy jam 3 sore bayangkan….perjalanan menggunakan bus( coba di bayangkan pegelnya..ga ngerti lagi pegelnya kaya apa), dan sesudah sampai kami berkumupul untuk makan bersama, setelah makan bersama kami ke gazebo untuk berbincang-bincang oleh jaro atau yang kita kenal sebagai lurah disana setelah berbincang-bincang. Kami memulai perjalanan kami dari desa Ciboleger(baduy luar) hingga perbatasan baduy luar dan dalam sekitar 5km kami berjalan dengan track yang hem.. bisa di bilang sungguh amat luar biasa seperti ingin naik gunung dengan perjalanan yang terjal jam dengan track naik turun bukit bebatuan yg terjal dan likaliku yg sangat ekstream dari yg berasa sampe gak ada rasanya sekitar 10km JALAN KAKI pulang-pergi sekitar 3,5,dari matahari bersinar terang benerang hingga tenggelam dari mulai panas  sampai gelap gulita ga ada penerangan pas pulang dari mulai semangat cerita,foto-foto sepanjang jalan berangkat, sampai suasana hening ngos-ngosan pas jalan pulang balik tanpa penerangan sama sekali gelap gulita hanya ditemani penerangan dari senter hape  dan tepat pukul 20.00 kami sampai kembali di desa Ciboleger dan kami bersiap untuk kembali kejakarta tepat pukul 20.30 kami kembali ke Jakarta dan sampai di Binus lagi sekitar pukul 00.30. Pengalaman yang luar biasa yang bisa di dapat dari sana karena kita bisa mengerti betapa berharganya alam yang bisa menghidupkan kita.

Sekilas info tentang baduy
Orang Kanekes atau orang Baduy/Badui adalah suatu kelompok masyarakat adat sub-etnis Sunda di wilayah Kabupaten Lebak,Banten. Masyarakat Suku baduy di Banten termasuk salah satu suku yang menerapkan isolasi dari dunia luar itulah salah satu keunikan Suku Baduy. Sehingga wajar mereka sangat menjaga betul ‘pikukuh’ atau ajaran mereka, entah berupa kepercayaan dan kebudayaan.
      Masyarakat suku baduy benar-benar menjaga adat Istiadatnya dan sangat menjaga alam sekitar. Mereka sadar bahwa mereka hidup dari alam dan berdampingan dengan alam, sehingga mereka harus memiliki kearifannya terhadap alam. Banyak ajaran Suku Baduy berupa larangan atau anjuran yang sebenarnya di khususkan untuk menjaga agar alam.              
Bahasa yang mereka gunakan adalah Bahasa Sunda dialek Sunda–Banten. Untuk berkomunikasi dengan penduduk luar mereka lancar menggunakan Bahasa Indonesia, walaupun mereka tidak mendapatkan pengetahuan tersebut dari sekolah. Orang Kanekes Dalam tidak mengenal budaya tulis, sehingga adat-istiadat, kepercayaan/agama, dan cerita nenek moyang hanya tersimpan di dalam tuturan lisan saja.Orang Kanekes menutup diri dari pengaruh dunia luar dan secara ketat menjaga cara hidup mereka yang tradisional, sedangkan orang Sunda lebih terbuka kepada pengaruh asing dan mayoritas memeluk Islam.
Kepercayaan masyarakat Kanekes yang disebut sebagai Sunda Wiwitan berakar pada pemujaan kepada arwah nenek moyang (animisme) yang pada perkembangan selanjutnya juga dipengaruhi oleh agama Buddha, Hindu. Inti kepercayaan tersebut ditunjukkan dengan adanya pikukuh atau ketentuan adat mutlak yang dianut dalam kehidupan sehari-hari orang Kanekes.
Sebagian Peraturan yang di anut :
·         Tidak diperkenankan menggunakan kendaraan untuk sarana transportasi
·         Tidak diperkenankan menggunakan alas kaki
·         Pintu rumah harus menghadap ke utara/selatan (kecuali rumah sang Pu'un atau ketua adat)
·         Larangan menggunakan alat elektronik (teknologi)
·         Menggunakan kain berwarna hitam/putih sebagai pakaian yang ditenun dan dijahit sendiri serta tidak diperbolehkan menggunakan pakaian modern. Kelompok masyarakat kedua yang disebut panamping adalah mereka yang dikenal sebagai Kanekes Luar (Baduy Luar), yang tinggal di berbagai kampung yang tersebar mengelilingi wilayah Kanekes Dalam, seperti Cikadu, Kaduketuk, Kadukolot, Gajeboh, Cisagu, dan lain sebagainya. Masyarakat Kanekes Luar berciri khas mengenakan pakaian dan ikat kepala berwarna hitam.
Kanekes Luar merupakan orang-orang yang telah keluar dari adat dan wilayah Kanekes Dalam. Ada beberapa hal yang menyebabkan dikeluarkannya warga Kanekes Dalam ke Kanekes Luar:
·         Mereka telah melanggar adat masyarakat Kanekes Dalam.
·         Berkeinginan untuk keluar dari Kanekes Dalam
·         Menikah dengan anggota Kanekes Luar
Ciri-ciri masyarakat orang Kanekes Luar
·         Mereka telah mengenal teknologi, seperti peralatan elektronik.
·         Proses pembangunan rumah penduduk Kanekes Luar telah menggunakan alat-alat bantu, seperti gergaji, palu, paku, dll, yang sebelumnya dilarang oleh adat Kanekes Dalam.
·         Menggunakan pakaian adat dengan warna hitam atau biru tua (untuk laki-laki), yang menandakan bahwa mereka tidak suci. Kadang menggunakan pakaian modern seperti kaos oblong dan celana jeans.
·         Menggunakan peralatan rumah tangga modern, seperti kasur, bantal, piring & gelas kaca & plastik.
·         Mereka tinggal di luar wilayah Kanekes Dalam.
·         Sebagian di antara mereka telah terpengaruh dan berpindah agama menjadi seorang muslim dalam jumlah cukup signifikan.














sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Orang_Kanekes di unduh 12 juni 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar