Jumat, 07 Maret 2014

Metafisika dan Ontologi



Metaphysics: mempelajari sifat realitas
Ontology:  objek kajian yang dipelajari oleh ilmu tersebut


Metafisika                             Ontologi
tubuh                                     materi
ide                                          pikiran

Metafisika (Bahasa Yunani: μετά (meta) = "setelah atau di balik", φύσικα (phúsika) = "hal-hal di alam") adalah cabang filsafat yang mempelajari penjelasan asal atau hakekat objek (fisik) di dunia. Metafisika adalah studi keberadaan atau realitas.Metafisika membahas dan menggali sebab musabab dari tiap sesuatu sehingga menjadi sebuah sesuatu yang nyata adanya. Metafisika mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: Apakah sumber dari suatu realitas? Apakah Tuhan ada? Apa tempat manusia di dalam semesta? Jadi dapat dikatakan bahwa ilmu metafisika itu ada setelah muncul ilmu filsafat yang pelopori sejak jaman Yunani. Pada masanya Aristoteles sekitar tahun 284-322 SM tidak dikenal istilah metafisika ini sebab Aristoteles hanya membahas mengapa sesuatu yang nyata (tampak kelihatan oleh mata) itu menjadi wujud yang ada. Metafisika adalah salah satu cabang Filsafat yang mempelajari dan memahami mengenai penyebab segala sesuatu sehingga hal tetrtentu menjadi ada.
Sebenarnya disiplin filsafat metafisika telah di mulai semenjak zaman Yunani kuo. Mulai dari filosof-filosof alam sampai Aristoteles (284-322 SM). Aristoteles sendiri tidak pernah memakai istilah metafisika. Aristoteles menyebut sesuatu yang mengkaji hal-hal yang sifatnya diluar fisika sebagai filsafat pertama (prote philosophia) untuk membedakannya dengan filsafat kedua yaitu disiplin yang mengkaji hal-hal yang bersifat fisika.
Metafisika berasal dari bahasa yunani ta meta ta physica yang artinya “yang datang setelah fisika”
Penggunaan istilah "metafisika" telah berkembang untuk merujuk pada "hal-hal yang di luar dunia fisik". "Toko buku metafisika", sebagai contoh, bukanlah menjual buku mengenai ontologi, melainkan lebih kepada buku-buku mengenai ilmu gaib, pengobatan alternatif, dan hal-hal sejenisnya.
Beberapa Tafsiran Metafisika Dalam menafsirkan hal ini, manusia mempunyai beberapa pendapat mengenai tafsiran metafisika. Tafsiran yang pertama yang dikemukakan oleh manusia terhadap alam ini adalah bahwa terdapat hal-hal gaib (supernatural) dan hal-hal tersebut bersifat lebih tinggi atau lebih kuasa dibandingkan dengan alam yang nyata. Pemikiran seperti ini disebut pemikiran supernaturalisme. Dari sini lahir tafsiran-tafsiran cabang misalnya animisme.


1.    Pengertian Ontologi

Cabang utama metafisika adalah ontologi, Menurut  bahasa, Ontologi  berasal dari  bahasa  Yunani  yaitu : On/Ontos = ada, dan Logos = ilmu. Jadi, ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Sedangkan menurut istilah Ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality baik yang berbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak
 studi mengenai kategorisasi benda-benda di alam dan hubungan antara satu dan lainnya. Ahli metafisika juga berupaya memperjelas pemikiran-pemikiran manusia mengenai dunia, termasuk keberadaan, kebendaan, sifat, ruang, waktu, hubungan sebab akibat, dankemungkinan.
Penggunaan istilah "metafisika" telah berkembang untuk merujuk pada "hal-hal yang di luar dunia fisik". 
Ada beberapa pengertian ontology menurut para tokoh-tokoh filsafat diantaranya:

A. Menurut Suriasumantri (1985),

Ontologi membahas tentang apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, atau, dengan kata lain suatu pengkajian mengenai teori tentang “ada”. Telaah ontologis akan menjawab pertanyaan-pertanyaan :
a) apakah obyek ilmu yang akan ditelaah,
b) bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut, dan
c) bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti    berpikir, merasa, dan mengindera) yang membuahkan pengetahuan.

4. Menurut Soetriono & Hanafie (2007)
Ontologi yaitu merupakan azas dalam menerapkan batas atau ruang lingkup wujud yang menjadi obyek penelaahan (obyek ontologis atau obyek formal dari pengetahuan) serta penafsiran tentang hakikat realita (metafisika) dari obyek ontologi atau obyek formal tersebut dan dapat merupakan landasan ilmu yang menanyakan apa yang dikaji oleh pengetahuan dan biasanya berkaitan dengan alam kenyataan dan keberadaan.

B. Menurut Pandangan The Liang Gie
Ontologi adalah bagian dari filsafat dasar yang mengungkap makna dari sebuah eksistensi yang pembahasannya meliputi persoalan-persoalan:
§  ·              Apakah artinya ada, hal ada?
§  ·              Apakah golongan-golongan dari hal yang ada?
§  · Apakah sifat dasar kenyataan dan hal ada?
§  ·              Apakah cara-cara yang berbeda dalam mana entitas dari kategori-kategori logis yang berlainan (misalnya objek-objek fisis, pengertian universal, abstraksi dan bilangan) dapat dikatakan ada ?


C.Menurut Ensiklopedi Britannica Yang juga diangkat dari Konsepsi Aristoteles

Ontologi Yaitu teori atau studi tentang being / wujud seperti karakteristik dasar dari seluruh realitas. Ontologi sinonim dengan metafisika yaitu, studi filosofis untuk menentukan sifat nyata yang asli (real nature) dari suatu benda untuk menentukan arti , struktur dan prinsip benda tersebut. (Filosofi ini didefinisikan oleh Aristoteles abad ke-4 SM)
Pengertian paling umum pada ontologi adalah bagian dari bidang filsafat yang mencoba mencari hakikat dari sesuatu. Pengertian ini menjadi melebar dan dikaji secara tersendiri menurut lingkup cabang-cabang keilmuan tersendiri. Pengertian ontologi ini menjadi sangat beragam dan berubah sesuai dengan berjalannya waktu.
Sebuah ontologi memberikan pengertian untuk penjelasan secara eksplisit dari konsep terhadap representasi pengetahuan pada sebuah knowledge base. Sebuah ontologi juga dapat diartikan sebuah struktur hirarki dari istilah untuk menjelaskan sebuah domain yang dapat digunakan sebagai landasan untuk sebuah knowledge base”. Dengan demikian, ontologi merupakan suatu teori tentang makna dari suatu objek, property dari suatu objek, serta relasi objek tersebut yang mungkin terjadi pada suatu domain pengetahuan. Ringkasnya, pada tinjauan filsafat, ontologi adalah studi tentang sesuatu yang ada.
1.    Aliran-aliran dalam Ontologi
A.    A. Ontologi Yang Bersahaja
Kebanyakan orang setidak-tidaknya mengadakan pembedaan antara barang-barang yang dapat dilihat, diraba, yang tidak bersifat kejasmanian atau yang dipahamkan ‘jiwa’. Kadang kadang orang kebanyakan menjumpai mereka yang berpendirian bahwa sesungguhnya jiwa itu tidak ada, yang ada dalam kenyataannya ialah barang kejasmanian, pendirian yang demikian ini tidak begitu diperhatikan, demi pertimbangan keselamatan diri mereka. Tapi kadang mereka sangat resah akan ajaran-ajaran semacam itu. Mungkin mereka sesekali memaki-maki dengan keras para penganut paham materialisme tersebut.
1.    B. Ontologi Kuantitatif dan Kualitatif
Ontologi dapat mendekati masalah hakekat kenyataan dari dua macam sudut pandang. Orang dapat mempertanyakan, “kenyataan itu tunggal atau jamak?” yang demikian ini merupakan pendekatan kuantitatif. Atau orang dapat juga mengajukan pertanyaan, “dalam babak terakhir, apakah yang merupakan kenyataan itu?’ yang demikian ini merupakan pendekatan secara kualitatif. Dalam hubungan tertentu, segenap masalah dibidang ontology dapat dikembalikan kepada sejumlah pertanyaan yang bersifat umum, seperti “bagaimanakah cara kita hendak membicarakan kenyataan”.
1.    C. Ontologi Monistik
Lama berselang diyunani kuno, Parmenides mengatakan, kenyataan itu tunggal adanya, dan segenap keanekaragaman, perbedaan serta perubahan, bersifat semu belaka. Dewasa ini system monistik seperti itu tidak umum dianut orang. Karena, justru perbedaanlah yang merupakan katagori dasar segenap kenyataan yang ada yang tidak dapat disangkal lagi kebenarannya. Tetapi, ada juga orang-orang yang berpendirian bahwa pada dasarnya segala sesuatu sama hakekatnya. Pendirian yang demikian ini dianut oleh para pendukung paham monisme dewasa ini.yaitu kaum idealism dan kaum materialisme. Sesungguhnya, yang tersngkut dalam hal ini ilah masalah terdapat atau tidaknya macam-macam kenyataan yang berbedah-bedah. Sudah tentu jika kita mengatakan segala sesuatu merupakan kenyataan, maka sampai sejauh itu memang segala sesuatu sama. Perbedaan yang pokok diantara par penganut monisme dengan para pengenut non monisme ialah dalam sikap mereka masing-masing yang menerima atau menolak pernyataan.
3. Ontologi Penyelesaian Masalah
A. Naturalisme
kejadian sebagai katagori pokok.William R. Dennis seorang pengenut paham naturalisme dewasa ini mengatakan, naturelisme modern-ketika berpendirian bahwa apa yang di namakan kenyataan pasti bersifat kealaman-beranggapan bahwa katagori pokok untuk memberikan keterangan mengenai kenyataan ialah kejadian. Kejadian-kejadian dalam ruang dan waktu merupakan satuan-satuan penyusun kenyataan yang ada, dan senantiasa dapat dialami oleh manusia biasa. Hanya satuan-satuan semacam itulah yang merupakan satu-satunya penyusun dasar bagi segenap hal yang ada.
Yang nyata pasti bereksistensi.Ada dua macam kesimpulan yang segera dapat ditarik dari pendirian di atas . pertama, sesuatu yang dianggap terdapat diluar ruang dan waktu tidak mungkin merupakan kenyataan. Kedua apa pun yang di anggap tidak mungkin untuk ditangani dengan menggunakan metode-metode yang digunakan dalam ilmu-ilmu alam, tidak mungkin merupakan kenyataan. Ini bukan hanya berarti bahwa yang bereksistensi bukan merupakan himpunan bawahan dari kenyataan melainkan bahwa kedua himpunna tersebut persis sama artinya.
B. Materialisme
Yang terdalam ialah materi.seorang naturalisme mendasarkan ajarannya pada pengertian “alam”, berusaha melampaui pengertian “alam” dan mendasar diri pada macam substansi atau kenyataan terdalam yang dinamakan “materi”. Sebelum berkembangnya fisika modern dengan hasil panyelidikannnya yang menunjukkan bahwa substansi reniks yang keras, bulat serta tidak tertimbus yaitu atom ternyata masih dapat dipecahkan lebih lanjut, maka substansi semacam itulah yang dipandang sebagai materi. Kaum materalisme pada masa lampau memandang alam semesta tersusun dari zat-zat renik yang terdalam tersebut dan memandang alam semesta dapat diterangkan berdasarkan hukum-hukum dinamika. Berangakta dari pemahaman itu kaum materialis dewasa ini mengenal rumus yang paling mengejutkan di dalam fisika yaitu E=MC2, yang menggambarkan bahwa tenaga E kedudukannya dapat saling dipertukarkan dengan massa M. 
C. Edealisme
Definisi Edialisme.Para pengatutu faham naturialisme dan materialisme mengatakan bahwa istilah-istilah yang mereka sarankan (meteri, alam, dsb). Sudah cukup untuk memberikan keterangan mengenai segenap kenyataan. Namun  kiranya ada banyak orang benar-benar dapat merasakan bahwa ada hal-hal serat gejala-gejala yang tidak dapat semata-mata diterangkan berdasarkan penegertian alam lebih-lebih sekedar berdasarkan pengertian materi. Kiranya ada hal-hal seperti pengelaman nilai, makna dan sebagainya yang tidak akan mengandung makna, kecuali jika ada usaha untuk memperkenalkan istilah-istilah yang lain, atau merupakan tambahan terhadap istilaih-istilah yang bersifat naturalistik.
Alam sebagai sesuatu bersifat rohani.Secara umum dapat dikatakan ada dua macam kaum idealis; kaum spiritualis dan kaum dualis. Para pengatut paham spiritualisme (jangan di campur adukkan dengan ilmu pengetahuan semu yang disebut spiritisme) berpendirian bahwa segenap tatanan alam dapat di kembalikan kepada atau berasal dari sekumpulan roh yang beraneka ragam dan berbeda-beda derajatnya.
Memang mereka memandang alam sebagai keseluruhan yang bertingkat-tingkat dan diri kita masing-masing sebagai pusat-pusat rohani yang berkesinambungan dengan tingkat-tingkat yang lain. Sebab, kita sendiri merupakan pusat-pusat dan berkesinambungan dengan tingkat-tingkat yang lain dan dapat disimpulkan bahwa bahwa tingkat-tingkat yang lain pun tentu merupakan pusat rohani pula. Apa yang kita namakan dunia material juga merupakan dunia dengan pusat-pusat rohani yang mempengaruhi alat-alat indrawi kita.
1.    D. Dualisme
Dualisme adalah konsep filsafat yang menyatakan ada dua substansi. Dalam pandangan tentang hubungan antara jiwa dan raga, dualisme mengklaim bahwa fenomena mental adalah entitas non-fisik.
Gagasan tentang dualisme jiwa dan raga berasal setidaknya sejak zaman Plato dan Aristoteles dan berhubungan dengan spekulasi tantang eksistensi jiwa yang terkait dengan kecerdasan dan kebijakan. Plato dan Aristoteles berpendapat, dengan alasan berbeda, bahwa “kecerdasan” seseorang (bagian dari pikiran atau jiwa) tidak bisa diidentifikasi atau dijelaskan dengan fisik.
Versi dari dualisme yang dikenal secara umum diterapkan oleh René Descartes (1641), yang berpendapat bahwa pikiran adalah substansi nonfisik. Descartes adalah yang pertama kali mengidentifikasi dengan jelas pikiran dengan kesadaran dan membedakannya dengan otak, sebagai tempat kecerdasan. Sehingga, dia adalah yang pertama merumuskan permasalahan jiwa-raga dalam bentuknya yang ada sekarang. Dualisme bertentangan dengan berbagai jenis monisme, termasuk fisikalisme dan fenomenalisme. Substansi dualisme bertentangan dengan semua jenis materialisme, tetapi dualisme properti dapat dianggap sejenis materilasme emergent sehingga akan hanya bertentangan dengan materialisme non-emergent.
1.    E. Agnostisisme
Agnotisisme adalah suatu pandangan filosofis bahwa suatu nilai kebenaran dari suatu klaim tertentu yang umumnya berkaitan dengan teologi, metafisika, keberadaan Tuhan, dewa, dan lainnya yang tidak dapat diketahui dengan akal pikiran manusia yang terbatas. Seorang agnostik mengatakan bahwa adalah tidak mungkin untuk dapat mengetahui secara definitif pengetahuan tentang “Yang-Mutlak”; atau , dapat dikatakan juga, bahwa walaupun perasaan secara subyektif dimungkinkan, namun secara obyektif pada dasarnya mereka tidak memiliki informasi yang dapat diverifikasi.
Dalam kedua hal ini maka agnostikisme mengandung unsur skeptisisme. Agnostisisme berasal dari perkataan Yunani gnostein (tahu) dan a (tidak). Arti harfiahnya “seseorang yang tidak mengetahui”.Agnostisisme tidak sinonim dengan ateisme.

KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas tentang Ontologi maka dapat di simpulkan ontologi adalah bagian dari bidang filsafat yang mencoba mencari hakikat dari sesuatu.
Sebuah ontologi memberikan pengertian untuk penjelasan secara eksplisit dari konsep terhadap representasi pengetahuan pada sebuah knowledge base. Sebuah ontologi juga dapat diartikan sebuah struktur hirarki dari istilah untuk menjelaskan sebuah domain yang dapat digunakan sebagai landasan untuk sebuah knowledge base”. Dengan demikian, ontologi merupakan suatu teori tentang makna dari suatu objek, property dari suatu objek, serta relasi objek tersebut yang mungkin terjadi pada suatu domain pengetahuan. Ringkasnya, pada tinjauan filsafat, ontologi adalah studi tentang sesuatu yang ada.
Di samping itu ada juga aspek-aspek permasalahan ontologi yang sangat nyata pada kejadian sebagai katagori pokok, menurut William R. Dennis seorang pengenut paham




Hubungan antara pikiran dan tubuh sangat penting untuk dipahami
Hubungan antara pikiran dan tubuh berubahan dari waktu ke waktu
Hubungan olahraga secara langsung berkaitan dengan nilai tubuh dalam budaya tertentu

·         Suhartono Suparlan, 2005. Filsafat Ilmu pengetahuan. Jogjakarta :AR-RUZZ MEDIA 194
·         Kattasoff .O Louis,2004. Pengantar filsafat, Yogyakarta :Tiara Wacana
·         Suparlan Suhartono,2005,filsafat ilmu pengetahuan,AR-RUZZ MEDIA 194,Jogjakarta,hal:111
·         Louis o. Kattasoff,2004,pengantar filsafat,Tiara Wacana,Yogyakarta,Hal:186
·          

2 komentar:

  1. Hallo Agatha...
    Informasi yang diposkan lengkap dan menambah pengetahuan saya mengenai metafisika dan ontologi. Sumbernya juga tidak lupa ditulis disini.
    Nilai : 90

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Widi...
      terimakasih ya atas komentarnya
      _love_ wkwkwk

      Hapus